Beritabali.com, DENPASAR.
Penulis artikel A.A.I Dina Kartika dan I.G.A Putu Wulan Budisetyani menuliskan bahwa berdasarkan penelitian terhadap 65 responden dengan rentang usia 15-23 tahun terungkap bahwa sebagian besar atau 64.6% subjek sudah pernah melakukan hubungan seksual pranikah hingga tahap intercourse (masuknya alat kelamin laki-laki ke alat kelamin perempuan). Hanya sebanyak 23 orang subjek (35.4%) yang menyatakan tidak pernah melakukan hubungan seksual pranikah dan tidak menyetujui hal tersebut.
A.A.I Dina Kartika dan I.G.A Putu Wulan Budisetyani dari Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana juga menuliskan bahwa hasil penelitian yang didapatkan juga sejalan dengan survei PKBI tahun 2013. Dimana hasil survei tersebut menemukan bahwa sebanyak 62,7% remaja mengaku sudah pernah melakukan perilaku seksual pranikah.
Perilaku teman sebaya juga menjadi salah satu faktor penentu apakah remaja akan melakukan perilaku seksual pranikah atau tidak. Pada masa remaja, individu juga mulai mengenal jenis hubungan interpersonal yang lainnya, yaitu berpacaran yang dapat berujung pada perilaku seksual pranikah.
Para penulis merekomendasikan kepada remaja untuk lebih memahami dampak buruk yang dapat terjadi dari perilaku seksual pranikah seperti kehamilan tidak diinginkan di usia muda, HIV-AIDS, dan resiko-risiko terkena berbagai penyakit menular seksual yang dapat berujung pada kematian. Mengingat dampak buruk yang mungkin terjadi akibat perilaku seksual pranikah, remaja disarankan tidak melakukan hal tersebut atau menggunakan kondom dan rutin melakukan cek kesehatan.[bbn/ Jurnal Psikologi Udayana/mul]
Penulis : I Nengah Muliarta
Editor : I Nengah Muliarta