“40 warga Banjar Pinge menderita diare adalah kejadian luar biasa,” kata dr Nyoman Suratmika, Selasa 9 April 2019.
Warga Banjar Pinge yang diduga keracunan mengalami gejala pusing, mual, muntah dan diare. Rinciannya ada 22 orang mengalami gejala pusing, 32 orang mual, muntah 9 orang, sehingga 40 orang tersebut diare.
Pilihan Redaksi
Wabup Kembang Arahkan Kaum Milenial Cerdas dan Bijak Gunakan InternetKapolda Minta Bendesa Adat Ajak Warganya untuk Gunakan Hak Pilihnya Jaksa Tuntut Anak Ketua Dewan Klungkung yang Kecanduan Sabu Setahun Penjarav>
"Iya dari ratusan warga yang ikut nangkil, ada 40 warga yang mengalami diare. Sudah kami tangani mulai hari pertama dan kami harapkan tidak terjadi," ujarnya.
Suratmika menerangkan, keracunan makanan ini diduga disebabkan oleh makanan yang terdiri dari nasi putih, telur rebus bumbu, mie goreng, daging hati babi, daging usus babi, daging ayam, dan tempe goreng yang dimakan bersama.
Setiap ada peningkatan kasus, dari tidak ada kasus menjadi ada kasus, atau peningkatan jumlah normal menjadi banyak kasus itu disebut dengan KLB. "Diduga penyebab diare karena makanan yang dibawa dari rumah,” katanya.
Dinas Kesehatan Tabanan masih menunggu hasil uji laboratorium dari pihak Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Pemeriksaan dilakukan pada muntah korban dan bahan lainnya.
"Kami juga sudah mengecek ke warung yang menyediakan nasi bungkus untuk selanjutnya dilakukan uji laboratorium," ujar Suratmika. (bbn/tab/rob)
Penulis : arga kontri tabanan
Editor : I Komang Robby Patria