Beritabali.com, DENPASAR.
Agar dapat mengikuti Pemilu 1999, Megawati kemudian mengubah nama
PDI menjadi PDI Perjuangan pada tanggal 1 Februari 1999 yang disahkan oleh Notaris Rakhmat Syamsul Rizal. Nama ini kemudian dideklarasikan pada 14 Februari 1999 di Istora Senayan, Jakarta.
Pemilu 1999 membawa berkah bagi
PDI Perjuangan dengan tampil sebagai pemenang pemilu dan berhasil menempatkan wakilnya di DPR sebanyak 153 orang. Bahkan, Megawati terpilih sebagai Wakil Presiden mendampingi KH Abdurahman Wahid yang terpilih didalam Sidang Paripurna MPR sebagai Presiden Republik Indonesia ke-4.
Untuk pertama kalinya setelah berganti nama menjadi
PDI Perjuangan, pengurus memutuskan melaksanakan
Kongres I PDI Perjuangan meskipun masa bakti kepengurusan DPP sebelumnya baru selesai 2003.
Kongres I PDI Perjuangan diselenggarakan pada 27 Maret-1 April 2000 di Hotel Patra Jasa, Semarang, Jawa Tengah. Kongres ini menetapkan Megawati sebagai Ketua Umum DPP PDI Perjuangan periode 2000-2005 secara aklamasi tanpa pemilihan, karena 241 dari 243 DPC mengusulkan nama Megawati sebagai Ketua Umum DPP
PDI Perjuangan.
Sayang, meski tampil sebagai partai penguasa,
PDI Perjuangan tidak mampu meraih kemenangan dalam pemilu legislatif dan pemilu presiden 2004. PDI Perjuangan hanya mampu memperoleh suara diurutan kedua dengan 109 kursi di DPR.
Menjelang Kongres, sudah banyak muncul nama-nama yang akan maju sebagai calon kandidat Ketua Umum DPP
PDI Perjuangan. Antara lain Guruh Soekarnoputra, Laksamana Sukardi, Roy BB Janis, Arifin Panigoro dan Sophan Sophiaan.
Kongres II PDI Perjuangan akhirnya mengukuhkan Megawati sebagai Ketua Umum terpilih karena seluruh peserta dalam pemandangan umumnya mengusulkan nama putri Proklamator RI itu.
Sejak itu, kendali
PDI Perjuangan tak pernah lepas dari Megawati. Terakhir pada
Kongres IV PDI Perjuangan di Bali pada 8-12 April 2015, Megawati kembali dikukuhkan sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan periode 2015-2020. (
sumber: Liputan6.com)
Penulis : Rilis Pers
Editor : bnrob